trizaurah
to be continue from part 1
menyambung dari cerita bagian 1,

siang lewat, sore terlalui..
dirumah sepi, walaupun hanya 1 anggota oh bukan 2 anggota, ayah dan sepupuku tidak ada d rumah karena pada mudik. tumben-tumbennya aku tidur lebih awal, abis sholat magrib langsung tidur.
Huaaa, go to sleep.



tingnong, jam pukul 23.... saudara perempuanku membangunkanku dari tidur, bilang kalo ibu sakit. setengah sadar, kuturunkan badanku dari ranjang menuju kamar mandi, dan cuci muka. Lihat ibu, ternyata penyakitnya kemarin tiba-tiba kambuh lagi. Ibu menyuruhku buat membalurkan jahe ke bagian punggung belakangnya, dengan masih setengah sadar walaupun sudah cuci muka ku turuti ibuku.
Ditengah-tengah, aku membalurkan sekaligus menguruti punggung ibuku. Ibu tiba-tiba menyuruhku memberhentikan pekerjaanku, langsung membangunkan badannya dengan tergopoh-gopoh pergi ke kamar mandi. dan kalian tahu apa yang dilakukan ibuku? Ibuku muntah, entah apa yang dimuntahkannya karena aku tidak berani melihatnya. Tapi yang ku tahu, muntah ibu sangat sangat banyak, yang tadinya aku masih setengah sadar. langsung mataku menahan tangis, melihat kesakitan ibuku. Ibu cepat sembuh dalam hatiku. Jangan buat aku khawatir.

Puas ibuku memuntahkan isi perutnya, langsung ibu mendekatiku yang masih terpaku dengan tangan memegang jahe yang akan ku balurkan di tubuh sakit ibuku. Ku lanjutkan pekerjaanku. selama itu, aku berdoa dalam hatiku, "Ya Allah, sembuhkanlah ibuku, jangan buat dia sakit". Ingin rasanya berbagi kesakitan denganmu ibu, supaya sakitmu meringankanmu dan aku dapat merasakan kesakitanmu.
Tubuh ibuku berkeringat, mengucur sekujur badannya. Menyuruh aku menyudahinya. Ibu bilang, "Alhamdulillah, sudah lumayan". Kalimat positif terlontar dari bibir ibuku.

karena aku tidur abis magrib, sholat isya' aku lalaikan. Astagfirullah, afwan ya Allah. jam 12 malam, aku sholat isya'. Kulanjutkan dengan tahajutku. Dalam do'aku, aku menangis mengadukan semua asa dalam diriku kepada-Mu ya Allah. Basah pipiku, karena air mata ini. Entah, apakah air mata ini sebuah kesedihan atau sebuah penyesalan. Ketika ku berdo'a, panggilan suara ibuku menyebut namaku terdengar di telingaku."Tri..tri.. sholatlah", teriak ibuku. "iya, bu lah sudah baru selesai". sahutku. kemudian tak terdengar suara ibuku. Sengaja, aku tidur di kamar ibuku, tidur di samping ibuku. Di bawah selimut, aku belum tidur masih memikirkan sesuatu yang tak ku temukan jawabannya. Selang lebih kurang 20 menit, ibuku terbangun turun dari ranjang berlari-lari menuju kamar mandi. Dan kalian tahu apa yang dilakukannya? lagi-lagi ibuku muntah, dan lagi-lagi aku hanya dibawah selimut menahan tangisku, mendengar muntahan ibuku. Cemasku, panikku, pikiran negatif menghampiri pikiranku. Menangis tanpa tahu apa yang dilakukan ibuku setelah itu. Aku takut, disaat kesakitan ibuku. Aku menangis hanya membuat cemas ibuku dan mungkin bisa menambah sakitnya ibuku. Oleh karena itu, kututupi tangisku ini. Puas menangis, aku pun tertidur. Tak tau apa yang dilakukan ibuku selama aku tidur.

Esok paginya, bangun dari tidur. Sholat. dan seperti biasanya ibuku sudah mandi dan bersiap untuk mengajar. Hari itu, hari senin. Jadwal ibuku mengajar, sedikit ragu ku tanyakan," Ibu, mau sekolah? Yakin,bu? gak usah masuk dulu,bu. Kan ibu sakit". Rentetan pertanyaan ku ajukan ke ibuku" iya, ibu sekolah. Biarlah ibu ada jadwal ngajar penuh di sekolah ", jawab ibuku yakin. Hanya terdiam yang ku lakukan. membiarkan ibuku pergi pukul 06.00 kurang. Sebelumnya, ibuku bercerita kalau tadi malam setelah ibu muntah kedua kalinya. Ibu bilang kalau perutnya kembali sesak,. Lalu ibu masak air, dimasukkan ke dalam botol gelas, lalu diurukan ke daerah perut. Dan Alhamdulillah cara itu cukup ampuh juga. Astagfirullah, niat tidur sebelah ibu supaya bisa menjaganya. Tapi aku yang malah dijaga ibu. Sekali lagi, maaf bu.

Dan kali ini bener-bener niat ku hanya untuk ibuku. Hari itu, minggu terakhir liburan ku. Hari ini ku habiskan untuk memasak makanan buat ibuku dengan niat hanya untuk ibu. Berhubung hobby ku memasak, ku salurkan segenap asa di dalam masakanku. Memasak adalah kegiatan biasa ku, tapi khusus ini memasak adalah kegiatan luar biasa niat just for you, mom. Bingung masak apa? ku putuskan untuk memasak makanan sehat buat ibuku. Hmm,, dengan resep menduga-duga. hehehe
mulailah aku masak, ada tahu, ada wortel. Clingg, sebuah ide untuk memasak sesuatu yang belum tau apa nama masakannya tapi yang jelas ini enakkkk.. Masak dari hati sambil memikirkanmu ibu. Kadang tanpa sadar, pipi ini basah bu. mengingat malam tadi. Jreng,, akhitnya masakanku selesai.
mau liat...

^^ masakan waktu sudah dicetak inilah rupanya:




Walaupun agak aneh sih, tapi patut dihargai...hehehhehe

^^Ini waktu mau dikukuss. o ya, tahap pematangannya ada dua dikukus dulu baru di goreng..



^^ dan taraaaaa,, finishing dari perjalanan memasakku. Gak jelek-jelek amat. hihi


Cek jam dinding, jam 5 sore. Ibu pulang dari mengajar. Dan tarrra ku persembahkan makanan buat my lovely ibu. hmmm,, ternyata habis.. asikk.. sukses berat. Alhamdulillah,
semoga cepat sembuh ibuu, makan yang banyak biar cepat sehat.

O ya, kalian pasti penasaran sakit apa ibuku? Sebenernya tidak ada yang tau penyakit apa? loh kok bisa?
Bulan lalu, ibuku sakit perut, sebenermya bukan sakit perut tapi sesak yang sungguh teramat sakit. Jadi, di check di rumah sakit. Sampe di rumah sakit pun ibuku muntah. Bayangkan betapa kasihannya ibuku.. Itu muntah pertama ibuku. Kemudian cek darah, cek tensi smuanya dicek dan hasilnya tidak ada masalah. selanjutnya rekam jantung, dan hasilnya juga tidak ada masalah. kata dokter, ibuku tidak ada penyakit. Loh kok bisa? karena tidak ada yang salah. Wahhh.. sesakit itu masih bisa dibilang tidak ada penyakit. Jadi, apa itu? akupun memutar otakku untuk berfikir.
Dan hari itu, ibuku pun 'penyakit'nya kambuh lagi. Sedih...khawatir.. semuanya menyatu di hatiku.
Ibu, aku berdo'a semoga Allah selalu memberikan kesehatan kepadamu, dan semoga ini kejadian yang tak pernah terulang lagi.

Aminn...
Aku sayang ibu :)
0 Responses

Posting Komentar